Kurikulum menurut para ahli.
1. Perbedaan Masing-masing Definisi Kurikulum
a.
Kurikulum adalah Rancangan Pengajaran atau
sejumlah mata pelajaran yang disusun secara sistematis untuk menyelesaikan
suatu program untuk memperoleh ijazah. (Crow and Crow)
b.
Kurikulum adalah
kelompok pengajaran yang sistematik atau urutan subjek yang dipersyaratkan
untuk lulus atau sertifikasi dalam pelajaran mayor, misalnya kurikulum
pelajaran sosial, kurikulum pendidikan fisika (Carter V. Good dalam Oliva,
191:6)
c.
Kurikulum adalah seluruh
pengalaman siswa di bawah bimbingan guru ( Hollis L. Caswell and Doak S.
Campbell dalam Oliva, 1991:6)
d.
Kurikulum adalah sebagai
sebuah perencanaan untuk memperbaiki seperangkat pembelajaran untuk seseorang
agar menjadi terdidik (J. Galen Saylor, William M. Alexander, and arthur J.
Lewis dalam Oliva 1991:6)
e.
Kurikulum pada umumnya
berisi pernyataan tujuan dan tujuan khusus, menunjukkan seleksi dan organisasi
konten, mengimplikasikan dan meanifestasikan pola belajar mengajar tertentu,
karena tujuan menuntut mereka atau karena organisasi konten mempersyaratkannya.
Pada akhirnya, termasuk di dalamnya program evaluasi outcome (Hilda Taba dalam
Oliva, 1991:6)
f.
Kurikulum sekolah adalah
konten dan proses formal maupun non formal di mana pebelajar memperoleh
pengetahuan dan pemahaman, perkembangan skil, perubahan tingkah laku,
apresiasi, dan nilai-nilai di bawah bantuan sekolah (Ronald C. Doll dalam
Oliva, 1991:7)
g.
Kurikulum adalah
rekonstruksi dari pengetahuan dan pengalaman secara sistematik yang
dikembangkan sekolah (atau perguruan tinggi), agar dapat pebelajar meningkatkan
pengetahuan dan pengalamannnya (Danniel Tanner and Laurel N. Tanner dalam
Oliva, 1991:7)
h.
Kurikulum dalam program
pendidikan dibagi menjadi empat elemen yaitu program belajar, program
pengalaman, program pelayanan, dan kurikulum tersembunyi (Abert I. Oliver dalam
Oliva, 1991:7).
i.
Kurikulum mengandung
konten (suject matter), pernyataan tujuan (terminal objective), urutan konten,
pre-asesmen dari entri skil yang dipersyaratkan pada siswa ketika mulai belajar
konten (Roert M. Gagne dalam Oliva, 1991:7).
j.
Kurikulum adalah sejumlah pengalaman
pendidikan kebudayaan, sosial, olahraga, dan kesenian yang disediakan oleh
sekolah bagi murid-murid di dalam dan di luar sekolah dengan maksud menolongnya
untuk berkembang menyeluruh dalam segala segi dan merubah tingkah laku mereka
sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan. (Dr. Addamardasyi dan Dr. Munir Kamil)
2. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum
Kelebihan
“Selain kreatif dan inovatif, pendidikan
karakter juga penting yang nantinya terintegrasi menjadi satu. Misalnya,
pendidikan budi pekerti dan karakter harus diintegrasikan ke semua program
studi,” kata Prof Anna Suhaenah Suparno dari Kementerian Pendidikan
Ia mengatakan asumsi dari kurikulum itu
adalah tidak ada perbedaan antara anak desa atau kota. Anak di desa cenderung
tidak diberi kesempatan untuk memaksimalkan potensi mereka.
Menurut dia, potensi siswa perlu dirangsang
dari awal, misalnya melalui jenjang pendidikan anak usia dini.
Namun, kata dia, kunci terpenting adalah
kesiapan pada guru. Guru, lanjut dia, juga harus terus dipacu kemampuannya
melalui pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon guru untuk meningkatkan
kecakapan profesionalisme secara terus menerus.
Ia mencontohkan di Singapura, dalam setahun
guru berhak mendapatkan pelatihan selama 100 jam. Sementara di Indonesia,
“tagihan” hanya mendapat sertifikat. “Padahal, harus dievaluasi hasil dari
pelatihan guru,” ujar dia.
Kelemahan
“Saat ini, KTSP saja baru menuju uji coba dan
ada beberapa sekolah yang belum melaksanakannya. Bagaimana bisa, kurikulum 2013
ditetapkan tanpa ada evaluasi dari pelaksanaan kurikulum sebelumnya,” katanya
di Yogyakarta, Senin lalu.
Kelemahan lainnya, lanjut Wuryadi, pemerintah
seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama dalam
kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses
pengembangan kurikulum 2013.
Wuryadi juga menilai tak adanya keseimbangan
antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum 2013.
Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN) masih
diberlakukan.
“UN hanya mendorong orientasi pendidikan pada
hasil dan sama sekali tidak memperhatikan proses pembelajaran. Hal ini
berdampak pada dikesampingkannya mata pelajaran yang tidak diujikan dalam UN.
Padahal, mata pelajaran non-UN juga memberikan kontribusi besar untuk
mewujudkan tujuan pendidikan,” tambahnya.
Kelemahan penting lainnya, pengintegrasian
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar. Dewan
Pendidikan DIY menilai langkah ini tidak tepat karena rumpun ilmu mata
pelajaran-mata pelajaran itu berbeda.
3.Pendapat
Saya tentang Kurikulum
Sebuah bangunan yang tinggi tentu membutuhkan landasan atau fondasi yang kuat agar dapat berdiri tegak, kokoh, dan tahan lama. Apabila bangunan tersebut tidak memiliki fondasi yang kokoh maka pasti akan cepat hancur. Begitu pula dengan pengembangan kurikulum. Landasan pengembangan kurikulum pada hakikatnya merupakan faktor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan pada waktu mengembangkan kurikulum lembaga pendidikan, baik di lingkungan sekolah maupun luar sekolah.
sumber : dari beberapa ahli.....
gambar : lagi baca buku di perpustakan. bacalah!!! dan itu bisa membuatmu pengetahuan dan selalu ingat dalam pikiranmu... |
Jika saya menjadi Peserta Didik, saya tidak ingin hanya menjadi objek kurikulum...
BalasHapusmaksudnya broo,. ?? tolong jelaskan... maksud dari menjadi objek kurikulum..
BalasHapus